Ketertarikan Ilham Sinaga akan industri kelapa sawit tidak lepas dari faktor ayahnya yang merupakan seorang petani sawit.
Orang tua Ilham dulu merupakan perantauan dari Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara ke Rokan Hulu, Riau di tahun 1990.
“Sejak pindah ke Riau, ayah saya beralih profesi menjadi petani sawit. Karena itu saya ingin berterima kasih kepada sawit, dari sawit inilah kebutuhan hidup keluarga kami tercukupi. Hal itulah yang membuat saya ingin berkarir di industri kelapa sawit,” cerita pria kelahiran Rokan Hulu, 19 April 1998 ini.
Ilham mengenal Asian Agri sebagai salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia melalui job fair yang diadakan kampusnya, Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta.
“Setelah yudisium di bulan Maret 2020, saya langsung mendaftar untuk mengikuti Graduate Trainee Program dari Asian Agri. Saya ikuti prosesnya dari awal, alhamdulillah semua proses dapat saya lalui dengan baik,” kata pria yang mengambil jurusan Agroteknologi di Instiper ini.
Pada awalnya, Ilham sempat tidak percaya bahwa dirinya dapat lolos seluruh proses rekrutmen dan diterima mengikuti Graduate Trainee Program Asian Agri.
“Saya sempat tidak percaya bisa diterima, karena teman kuliah saya yang mendaftar bersama saya sudah mendapat pengumuman terlebih dulu, sedangkan saya belum mendapat kabar. Untungnya seminggu setelahnya saya juga mendapat kabar bahwa saya diterima,” ungkapnya sambil mengenang.
Setelah dinyatakan diterima, Ilham langsung mengikuti program pelatihan di Asian Agri Learning Institute (AALI) selama 6 bulan. Menurutnya, pendidikan di AALI sangat membantunya untuk mengasah kemampuan leadership, kedisiplinan dan kemandirian.
“Kebetulan pendidikan di AALI ini mirip dengan pendidikan di kampus saya dulu, sehingga saya dapat beradaptasi dengan baik. AALI sangat membantu membentuk karakter planter yang tangguh dan siap menerima segala tantangan sehingga sangat dibutuhkan sebelum terjun langsung ke pekerjaan sesungguhnya,” tambah pria yang hobi berolahraga ini.
Saat di AALI, Ilham menjalani on job training (OJT) sebagai asisten kebun di Kebun Taman Raja, Merlung, Jambi. Setelah itu ia langsung ditempatkan sebagai Asisten Quality Control (QC) di kebun Bungo Tebo, Jambi hingga saat ini.
Merantau dan jauh dari keluarga bukan menjadi halangan bagi Ilham walaupun awalnya ia sedikit berharap untuk ditempatkan di Riau atau Sumatera Utara agar dekat dengan keluarga. Namun setelah ia jalani, Ilham mengaku sangat menikmati kehidupannya di Jambi.
Sebagai Asisten QC, Ilham bertanggung jawab untuk mengontrol kualitas di kebun, mulai dari mengontrol kualitas panen sehingga sesuai dengan standar yang telah ditentukan perusahaan, kemudian mengontrol tanaman belum menghasilkan (TBM), dan saat ada penanaman kembali atau replanting, Asisten QC juga yang melakukan pengecekan.
“Selain itu juga saya bertanggung jawab atas kualitas pupuk dan penaburan pupuk di lapangan,” tambah Ilham.
Ilham merupakan asisten termuda di Kebun Bungo Tebo. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Ilham terlebih ketika menghadapi tim yang lebih tua dibanding dirinya.
“Dalam mengarahkan atau memberikan disiplin di lapangan, saya biasanya melakukan pendekatan kekeluargaan terlebih dulu. Tidak semua orang bisa ditekan, karena itu kita sebagai Asisten QC tidak hanya harus memiliki ketegasan tapi juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik,” ujar Ilham.
Bagi Ilham, bergabung dengan Asian Agri adalah hal yang sangat ia syukuri. Ilham juga berharap dapat terus mengembangkan kemampuannya lebih baik lagi dan karirnya semakin meningkat seiring dengan perkembangan perusahaan.
“Saya sangat bersyukur bekerja di Asian Agri, selama di sini walau baru bergabung di tahun 2020 tapi saya sudah dipercaya menjadi Asisten QC. Hal ini tentu saja membuat saya bangga. Namun saya tidak ingin sampai di sini saja, saya berharap kemampuan saya dapat terus terasah dan karir saya dapat terus berkembang di Asian Agri,” tutup Ilham sambil tersenyum.
{loadposition click_here_join}
{loadposition career_related}