Jakarta, 22 Februari 2018 – Upaya meningkatkan produksi kelapa sawit nasional secara optimal dan berkelanjutan dijabarkan Asian Agri dalam Seminar Nasional bertajuk Kiat Sukses Replanting dan Meningkatkan Produktivitas Kelapa Sawit Secara Berkelanjutan di Jakarta hari ini (22/2).
Dalam kesempatan yang dihadiri berbagi pemangku kepentingan di industri kelapa sawit, Abdul Aziz, Head of Agronomy Department di Asian Agri R&D Centre Bahilang, Sumatra Utara membagikan pengetahuan teknis mengenai pemupukan yang tepat untuk merealisasikan potensi produksi kelapa sawit.
Tingginya permintaan terhadap berbagai produk olahan berbahan dasar kelapa sawit dari dalam maupun luar negeri harus dapat ditanggapi secara positif oleh seluruh pelaku usaha. Hal ini terlihat dari permintaan ekspor kelapa sawit Indonesia sepanjang tahun 2017 yang naik sebanyak 23 persen di angka 31,07 juta ton dari tahun sebelumnya hanya sekitar 25,11 juta ton.
Dengan lahan perkebunan kelapa sawit yang terbentang luas dan prinsip tidak memperluas lahan baru para pelaku industri kelapa sawit nasional didorong untuk meningkatkan produktivitas perkebunan di lahan yang ada saat ini. Hal ini didasari kenyataan bahwa luas lahan perkebunan sering kali berbanding terbalik dengan hasil produksi yang masih tergolong minim.
“Untuk mengoptimalkan produksi kelapa sawit, maka intensifikasi dapat menjadi jawaban atas permasalahan tersebut,” kata Aziz.
Aziz menjelaskan beberapa hal penting dalam program intensifikasi yang dilakukan Asian Agri, termasuk pemilihan material tanaman unggul untuk kebun kelapa sawit, jenis dan aplikasi pemupukan yang efektif. “Kualitas dan konsistensi pemupukan tanaman menjadi faktor yang sangat menentukan peningkatan produksi kelapa sawit, karena proses pemupukan menyediakan unsur hara sebagai nutrisi yang dibutuhkan tanaman.,” ujar Aziz.
Nutrisi yang cukup akan mendorong pertumbuhan tanaman yang sehat dan tahan terhadap hama dan penyakit, serta dapat memproduksi Tandan Buah Segar (TBS) dengan kandungan minyak yang tinggi.
Lebih lanjut Aziz menguraikan bahwa produktivitas tanaman kelapa sawit yang optimal juga sangat dipengaruhi oleh pemilihan bibit yang tepat. “Saat ini terdapat banyak bibit kelapa sawit yang dijual di pasar dan dapat diperoleh para petani maupun perusahaan dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan. Di Asian Agri, kami memproduksi bibit unggul Topaz untuk mendukung produktivitas perkebunan kelapa sawit. Kami terus mengingatkan para petani untuk cermat dalam membeli bibit kelapa sawit, pastikan dari sumber resmi sehingga memperoleh jaminan keaslian dan kualitas.”
Selain mendukung produktivitas di perkebunan milik perusahaan, manfaat bibit kelapa sawit Topaz yang mampu berproduksi di atas rata-rata sejak panen pertama ini, juga turut dirasakan oleh para petani mitra. “Bibit kelapa sawit Topaz mampu menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) dan minyak sawit mentah dengan jumlah di atas rata-rata, sehingga memberikan keuntungan bagi petani maupun perusahaan dengan jumlah lahan yang sama namun dengan hasil produksi yang lebih tinggi,” ungkap Aziz.
Tidak hanya menghasilkan buah dan minyak yang tinggi, bibit Topaz juga mampu beradaptasi dengan baik di tanah marjinal dan memiliki pertumbuhan meninggi yang lambat, yang mana hal ini baik bagi tanaman kelapa sawit.
Bibit kelapa sawit Topaz resmi dijual di pasaran sejak tahun 2004 sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian RI no. 57, 58, 59 dan 60/KPTS/SR.120/1/2004. Bibit ini juga telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 (TUV NORD) Sistem Manajemen Mutu dan ISO 14001:2004 (SGS) Manajemen Lingkungan.
Aziz mengatakan bahwa bibit Topaz sempat menarik perhatian Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada acara Trade Expo Indonesia 2017, saat mengunjungi stan Asian Agri dan melihat TBS hasil bibit Topaz yang memiliki ukuran lebih besar dibanding buah sawit pada umumnya.
“Dalam tataran mikro, pemanfaatan bibit Topaz dapat memberikan hasil produksi dan keuntungan yang lebih kepada para pekebun sawit khususnya petani. Di lingkup makro, kami berharap dapat mendukung peningkatan produksi kelapa sawit nasional untuk mengukuhkan posisi Indonesia sebagai produsen kelapa sawit nasional terbesar di dunia.”
***
Sekilas mengenai Asian Agri:
Asian Agri merupakan salah satu perusahaan swasta nasional terkemuka di Indonesia yang memproduksi minyak sawit mentah (CPO) sejak tahun 1979 dan mempekerjakan sekitar 25.000 orang. Sejak tahun 1987, Asian Agri telah menjadi perintis program Pemerintah Indonesia Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (PIR – Trans). Saat ini, perusahaan
mengelola 100.000 hektar lahan inti dan bermitra dengan 30.000 keluarga petani plasma di Riau dan Jambi yang mengelola 60.000 hektar perkebunan kelapa sawit.
Keberhasilan Asian Agri menjadi salah satu perusahaan terkemuka CPO telah diakui secara internasional dengan sertifikasi ISO 14001 untuk semua operasinya. Learning Institute di Pelalawan, Riau, serta pusat pembibitan di Kampar, Riau, juga telah bersertifikat ISO 9001. Selain itu, pusat penelitian dan pengembangan Asian Agri di Tebing Tinggi juga telah memperoleh sertifikasi oleh International Plant – Analytical Exchange di lab WEPAL di Wageningen University di Belanda, untuk standar yang tinggi.
Lebih dari 86% dari perkebunan inti Asian Agri di Provinsi Sumatra Utara, Riau & Jambi serta 100% perkebunan petani plasma di Provinsi Riau & Jambi telah bersertifikat RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil).
Pada saat yang sama, ISCC (International Sustainability & Carbon Certification) telah dicapai oleh seluruh kebun baik yang dimiliki oleh Asian Agri maupun petani binaannya.
Lebih dari 91% perkebunan dan pabrik kelapa sawit Asian Agri telah mendapatkan sertifikat ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil System).
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Dinna Permana Setyani |
Manajer Komunikasi Perusahaan |
E-mail: DinnaPermana@www.asianagri.com |
Telp: (021) 230 1119 |