Riau, 22 Agustus 2017 – Sebanyak 16 desa yang berada di Riau dan Jambi menegaskan komitmen mereka dalam mencegah kebakaran nasional dengan bergabung bersama program Desa Bebas Api tahun kedua yang diresmikan Asian Agri hari ini.
Program Desa Bebas Api (DBA) Asian Agri merupakan sinergi bersama antara masyarakat, pemerintah, dan perusahaan dalam menekan angka kebakaran lahan. Program ini didukung oleh inisiatif masyarakat yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Api untuk mencegah kebakaran dan kabut asap di lingkungan tempat tinggal mereka.
Montty Girianna, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia di sela-sela acara Penyerahan Penghargaan dan Penandatanganan MoU Desa Bebas Api Asian Agri mendorong keikutsertaan desa-desa lainnya dalam program ini, khususnya yang berlokasi di daerah rawan terjadinya kebakaran.
“Kontribusi desa untuk ikut serta dalam pencegahan kebakaran seperti ini sangat patut diapresiasi. Upaya masyarakat menjaga kelestarian lingkungan merupakan wujud tanggung jawab untuk mewariskan lingkungan yang sehat dan dapat dinikmati oleh anak cucu kita di masa depan,” ujar Montty.
Pada periode program DBA di tahun 2016, sebanyak 9 desa di Riau dan Jambi bergabung dalam program ini, dan berhasil menekan angka luasan kebakaran dengan cukup signifikan, yaitu 7,98 hektar dari tahun sebelumnya yang mencapai 13,75 hektar lahan. Kesembilan desa tersebut yakni Desa Delik, Desa Lalang Kabung, Desa Rantau Baru, Desa Lubuk Ogong, Desa Tambak, Desa Segati, Desa Sotol di Riau, serta Desa Lubuk Lawas dan Desa Lubuk Bernai di Jambi.
Tahun ini 7 desa baru telah bergabung untuk melanjutkan komitmen pencegahan kebakaran, yakni Desa Terusan dan Desa Bagan Limau di Riau dan Desa Tupo Sumay, Desa Suo Suo, Desa Semambu, Desa Teriti, dan Desa Muara Sekalo di Jambi.
Erman, Ketua Tim Masyarakat Peduli Api Desa Terusan mengutarakan keinginannya untuk bergabung dalam program Desa Bebas Api didasari oleh pengalaman buruknya akibat asap yang ditimbulkan dari kebakaran.
“Kami ingin turut berperan karena kebakaran sudah menjadi masalah nasional yang berarti pencegahannya juga harus dilakukan secara bersama-sama. Kita semua sudah merasakan dampak buruk yang ditimbulkan dan tidak ingin kejadian serupa terulang kembali dan dirasakan oleh keluarga dan saudara-saudara kita,” ujar Erman.
Asian Agri sebagai perusahaan yang menaruh kepedulian terhadap kelestarian lingkungan, mendukung sepenuhnya inisiatif masyarakat dengan terbuka untuk memfasilitasi desa yang bergabung dalam program Desa Bebas Api.
“Kami berkomitmen untuk mendukung usaha pencegahan kebakaran di Indonesia. Kami percaya dengan adanya sinergi bersama ini dapat memberi sumbangsih positif terhadap penekanan terjadinya kebakaran hutan dan lahan nasional,” ujar Welly Pardede, Head of Sustainability Operation & CSR Asian Agri.
***
Sekilas mengenai Asian Agri:
Asian Agri merupakan salah satu perusahaan swasta nasional terkemuka di Indonesia yang memproduksi minyak sawit mentah (CPO) sejak tahun 1979 dan mempekerjakan sekitar 25,000 orang saat ini. Sejak tahun 1987, Asian Agri telah menjadi perintis program Pemerintah Indonesia Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (PIR – Trans). Saat ini, perusahaan mengelola 100,000 hektar lahan dan bermitra dengan 30,000 keluarga petani di Riau dan Jambi yang mengoperasikan 60,000 hektar perkebunan kelapa sawit.
Keberhasilan Asian Agri menjadi salah satu perusahaan terkemuka CPO telah diakui secara internasional dengan sertifikasi ISO 14001 untuk semua operasinya. Learning Institute di Pelalawan, Riau, serta pusat pembibitan di Kampar, Riau, juga telah bersertifikat ISO 9001. Selain itu, pusat penelitian dan pengembangan Asian Agri di Tebing Tinggi juga telah memperoleh sertifikasi oleh International Plant – Analytical Exchange di lab WEPAL di Wageningen University di Belanda, untuk standar yang tinggi.
Lebih dari 86% dari perkebunan Inti Asian Agri di Provinsi Sumatera Utara, Riau & Jambi serta perkebunan petani plasma di Provinsi Riau & Jambi telah bersertifikat RSPO.
Pada saat yang sama, ISCC (International Sustainability & Carbon Certification) telah dicapai oleh seluruh kebun baik yang dimiliki oleh Asian Agri maupun petani binaannya.
Pabrik minyak kelapa sawit dan perkebunan di Buatan, Ukui, Soga, Tungkal Ulu & Muara Bulian juga telah mendapatkan sertifikat ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil).
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Maria Sidabutar |
Kepala Komunikasi Perusahaan |
E-mail: Maria_Sidabutar@www.asianagri.com |
DID: +62 21 2301 119 |