Jakarta, 10 Desember 2021 – Asian Agri, perusahaan kelapa sawit terkemuka dengan jumlah kemitraan petani kelapa sawit terbesar di Indonesia, dan merupakan bagian dari grup perusahaan RGE, telah ditunjuk sebagai studi kasus untuk menunjukkan keselarasan dengan Pedoman ASEAN tentang Investasi Bertanggung Jawab dalam Pangan, Pertanian dan Kehutanan (ASEAN RAI). Diterbitkan oleh Grow Asia sebagai bagian dari serangkaian studi kasus, dalam hal ini Asian Agri menguraikan perjalanan perusahaan terkait investasinya ke dalam program kemitraan petani kelapa sawit di Indonesia. Sorotan utama meliputi: kemitraan sukses Asian Agri dengan petani termasuk keterlibatannya dengan mereka untuk mengidentifikasi kebutuhan dan persyaratan penanaman kembali, serta penerapan model bagi hasil untuk mendorong rasa tanggung jawab bersama.
Selain itu, Asian Agri telah memanfaatkan teknologi dan pelatihan bagi petani mitra untuk mengintensifikan produksi (melalui penanaman kembali di lahan yang sama) untuk meminimalkan kemungkinan deforestasi dan degradasi. Asian Agri terus membangun kemitraan swasta-publik yang kuat untuk memastikan program pemerintah dan skema pendanaan akan membantu mengatasi tantangan di lapangan.
Kelvin Tio, Managing Director Asian Agri mengungkapkan, “Mendorong lebih banyak petani kelapa sawit untuk melakukan replanting atau penanaman kembali merupakan elemen penting dari strategi bisnis kami, karena itu kami harus memahami apa saja yang dibutuhkan oleh petani agar mereka dapat berhasil melakukan replanting.”
Komitmen keberlanjutan yang telah dilaksanakan Asian Agri merupakan wujud dari nilai atau value perusahaan. “Di Asian Agri, kami bekerja dan menganut nilai-nilai inti kami, yaitu 5C – baik untuk masyarakat (good for community), baik untuk negara (good for country), baik untuk iklim (good for climate), baik untuk pelanggan (good for customer), dan baik untuk perusahaan (good for company). Kami terus berupaya untuk kualitas terbaik dan produktivitas tertinggi sekaligus menurunkan biaya ekonomi, lingkungan, dan sosial,” tambah Kelvin Tio.
Pada tahun 2017, Asian Agri meluncurkan program Komitmen Kemitraan Satu banding Satu, yang memungkinkan pengelolaan 1 hektar lahan petani sebanding dengan 1 hektar lahan inti Asian Agri. Melalui program ini, Asian Agri menyediakan pasar untuk mempermudah petani dalam menjual hasil panen mereka, selain itu Asian Agri juga memberikan dukungan berkelanjutan untuk meningkatkan taraf hidup petani dan meningkatkan hasil perkebunan mereka, seperti pelatihan serta bantuan dan peralatan modern.
Asian Agri juga mendampingi para petani mitra untuk mendapatkan pendapatan alternatif khususnya saat masa tunggu replanting. Hingga saat ini, Asian Agri telah bermitra dengan lebih dari 30.000 petani dan telah terbukti memberikan dampak positif bagi kehidupan para petani dalam pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia.
Asian Agri menyediakan pasar bagi petani kecil untuk hasil panen mereka, dan dukungan berkelanjutan untuk meningkatkan standar hidup dan meningkatkan hasil perkebunan mereka, seperti pelatihan, bantuan, dan peralatan modern. Asian Agri juga menyediakan sumber pendapatan alternatif bagi petani kecil ketika kelapa sawit mencapai akhir masa pakainya dan harus ditanam kembali. Hingga saat ini, Asian Agri telah bermitra dengan lebih dari 30.000 petani kecil, membawa dampak positif bagi kehidupan mereka dan pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia.
Pada tahun 2020, sebagai bagian dari Komitmen Kemitraan Satu banding Satu, Asian Agri menginvestasikan sekitar USD 2,7 juta ke dalam program kemitraan petani, yang mencakup biaya sekitar 200 staf ahli lapangan, insentif tunai untuk produktivitas yang lebih berkualitas, dan pembagian premi minyak sawit bersertifikat untuk Roundtable on Sustainale Palm Oil (RSPO) dan International Sustainability and Carbon Certification (ISCC).
ASEAN RAI menerbitkan Pedoman untuk Mempromosikan Investasi Bertanggung Jawab di bidang Pangan, Pertanian, dan Kehutanan, yaitu sebuah kerangka kerja kontekstual regional yang memastikan investasi swasta mencapai target pembangunan sekaligus meminimalkan dampak negatif. Pedoman ini diadopsi oleh Menteri Pertanian dan Kehutanan ASEAN (AMAF) pada tahun 2018. Grow Asia adalah platform multi-stakeholder yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan di kawasan ASEAN.
Sekilas Mengenai Asian Agri:
Asian Agri merupakan salah satu perusahaan swasta nasional terkemuka di Indonesia yang memproduksi minyak sawit mentah (CPO) sejak tahun 1979. Hingga kini Asian Agri mengelola 100.000 hektar kebun kelapa sawit dan mempekerjakan 20.000 orang.
Sebagai perintis program Pemerintah Indonesia Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (PIR-Trans), Asian Agri telah bermitra dengan 30.000 petani plasma di Riau dan Jambi yang mengelola 60.000 hektar kebun kelapa sawit, serta membina kemitraan dengan petani swadaya untuk membawa dampak positif terhadap kesejahteraan dan peningkatan ekonomi petani.
Dengan menerapkan kebijakan tanpa bakar dan praktik pengelolaan kebun secara berkelanjutan, Asian Agri membantu petani mitra untuk meningkatkan produktivitas, hasil panen, kemamputelusuran rantai pasok, sekaligus mendukung mereka memperoleh sertifikasi. Pabrik Asian Agri menerapkan teknologi terbaik memanfaatkan energi hijau yang dihasilkan secara mandiri, dalam rangka meminimalisasi emisi gas rumah kaca.
Lebih dari 86% dari perkebunan inti Asian Agri di Provinsi Sumatera Utara, Riau & Jambi serta 100% perkebunan petani plasma di Provinsi Riau & Jambi telah bersertifikat RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil). Pada saat yang sama, ISCC (International Sustainability & Carbon Certification) telah dicapai oleh seluruh kebun baik yang dimiliki oleh Asian Agri maupun petani binaannya. Seluruh unit bisnis dalam naungan Asian Agri telah memperoleh sertifikat ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil).
Keberhasilan Asian Agri menjadi salah satu perusahaan produsen CPO terkemuka telah diakui secara internasional dengan sertifikasi ISO 14001 untuk semua operasinya. Learning Institute di Pelalawan, Riau, serta pusat pembibitan di Kampar, Riau, juga telah bersertifikat ISO 9001. Selain itu, pusat penelitian dan pengembangan Asian Agri di Tebing Tinggi juga telah memperoleh sertifikasi oleh International Plant – Analytical Exchange di lab WEPAL di Wageningen University di Belanda, untuk standar yang tinggi.