Penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 menjadi fokus Asian Agri agar keberlangsungan operasional di perkebunan dan pabrik sawit tetap terjaga. Bernard Riedo, Direktur Sustainability & Stakeholder Relations Asian Agri menegaskan hal ini saat membahas tentang pengelolaan sawit berkelanjutan di tengah pandemi Covid-19 bersama para jurnalis dalam silaturahim virtual Juni lalu.
Hadir pada kesempatan tersebut, Ekonom Indonesia, Dr. Fadhil Hasan, yang mengulas dampak pandemi terhadap komoditas sawit Indonesia. “Sebelum terjadi penyebaran Covid-19, produksi minyak sawit diperkirakan mengalami pertumbuhan yang melambat. Setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan hal ini yaitu, pertama, dampak dari El-Nino 2019 yang menyebabkan menurunnya kualitas buah. Buah tidak cepat matang dan beratnya juga menurun. Kedua, terkait dengan harga yang rendah pada hampir sepanjang tahun 2019 yang menyebabkan kesulitan keuangan terutama para petani,” tuturnya.
Seiring dengan penerapan kenormalan baru (new normal), Asian Agri yang beroperasi di Provinsi Sumatera Utara, Riau dan Jambi ini tetap melanjutkan komitmen keberlanjutannya. “Kami beroperasi, baik perkebunan dan pabrik CPO, dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai kebijakan Pemerintah dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam memasuki kenormalan baru,” kata Bernard.
Baca selengkapnya di Viva.co.id