Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi hampir setiap tahun di Indonesia, terutama saat kemarau panjang El Nino yang mengakibatkan ratusan bahkan jutaan hektar lahan habis terbakar, termasuk di antaranya lahan perkebunan kelapa sawit. Oleh karena itu, pencegahan karhutla sangat penting dalam pengendalian kebakaran, yang harus dilakukan secara terus menerus atau berkelanjutan.
Kegiatan pengendalian karhutla sudah menjadi tugas berbagai pihak mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI/Polri serta masyarakat. Peran serta masyarakat menjadi sangat penting mengingat keberadaannya yang berbatasan langsung dengan hutan serta daerah rawan kabakaran lainnya.
Kehidupan masyarakat sekitar sebagian besar bergantung pada aktivitas perkebunan yang erat kaitannya dengan pembukaan lahan dengan cara membakar yang pada akhirnya memicu terjadinya karhutla. Pembinaan serta pendampingan dari pemerintah maupun perusahaan sangat diperlukan untuk bisa mengedukasi masyarakat terkait pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
Bersinergi dengan pemerintah, Asian Agri, yang merupakan bagian dari grup Royal Goden Eagle (RGE) juga melakukan upaya preventif dalam mencegah terjadinya karhutla melalui Program Desa Bebas Api (DBA) atau Fire Free Village (FFVP). Program Desa Bebas Api ini mengajak masyarakat untuk turun langsung dalam melakukan pencegahan karhutla dan menjauhi praktik perkebunan yang tidak berkelanjutan, yaitu membakar lahan untuk pembukaan lahan.
Program Desa Bebas Api binaan Asian Agri dimulai pada tahun 2016, diawali dengan bermitra bersama masyarakat yang ada di 7 desa di Provinsi Riau dan 2 desa di Provinsi Jambi. Hasil positif di periode pertama program dalam mengurangi titik api memantapkan komitmen perusahaan yang saat ini telah bermitra dengan 16 desa baik di Riau maupun Jambi.
Baca selengkapnya di Media Perkebunan.