Tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh Zulkatab, warga Desa Tambak, Provinsi Riau untuk memanen uang dari budi daya madu kelulut, yang akhirnya menggerakkan roda ekonomi masyarakat sekitar yang tidak memiliki pekerjaan tetap.
Madu kelulut, mungkin saja masih terasa asing di sebagian telinga masyarakat. Namun, di tangan kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Tambak, usaha budidaya madu ini mampu berkembang pesat. “Semakin ke sini, ternak-madu kelulut semakin berkembang. Kita perlu menciptakan lapangan kerja.
Kita memikirkan nasib orang-orang kecil,” kata Zulkatab mengawali kisah sukses usaha bersama kawan-kawannya. Bermukim di wilayah yang rawan akan bencana asap akibat kebakaran lahan, dia bersama 9 orang rekan yang peduli dengan masalah api membentuk Masyarakat Peduli Api (MPA) di tahun 2015.
Berangkat dari kepedulian dan misi sukarela, Zulkatab dan teman-temannya dalam MPA melakukan patroli mencegah dan memadamkan api sebagai gerakan sosial anggota masyarakat. Kepedulian akan alam dan insiatif yang mereka lakukan akhirnya mendapat perhatian dari pemerintah desa, yang kemudian memfasilitasi para anggota MPA dalam kegiatan-rutinnya.
Pertemuan timnya dengan lebah trigona penghasil madu kelulut ini juga tidak biasa, yaitu saat mereka kehausan dan kehabisan air ketika se-dang memadamkan api di hutan, saat terjadi bencana kebakaran di perbatasan Desa Tambak dan Segati , Riau, tahun 2018 lalu.