Asian Agri mendorong suksesnya peremajaan lahan kelapa sawit milik petani plasma seluas 310 hektare (ha). Lahan replanting seluas 310 ha tersebut dikelola oleh KUD Mulus Rahayu bersama 135 petani plasma. Saat ini Asian Agri memiliki 72 mitra KUD yang tersebar di Riau dan Jambi.
Ketua KUD Mulus Rahayu, Pawito Saring mengatakan bahwa meskipun sulit, program replanting yang dimulai pada tahun 2016 dan prosesnya memakan waktu empat tahun ini dapat sukses berjalan hingga memasuki masa panen pada akhir 2018.
“Sulit karena selama proses replanting kami tidak memiliki penghasilan sebelum pohon sawit kami berbuah,” ujar pria yang akrab dipanggil Wito ini saat ditemui di Siak, Riau, Jumat (22/3).
Namun, keraguan mereka terkikis ketika peran Asian Agri sebagai perusahaan mitra semakin signifikan dengan adanya program bantuan dalam menghadapi replanting. Bantuan yang disediakan terkait pelatihan hingga pengadaan bibit untuk menjalankan bisnis alternatif.
“Modalnya dari Asian Agri berupa bibit lele, sapi, hingga pelatihan sampai ke Pulau Jawa,” ungkap Pawito yang kemudian menambahkan bahwa bantuan ini membuat petani mitra tetap memiliki pemasukan selama lahan kelapa sawit mereka mengalami proses peremajaan.
Sementara, modal untuk melakukan peremajaan didapat dari dana hibah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sejumlah Rp3.2 miliar.
Sementara itu, Deputy Head of Partnership Asian Agri, Rafmen, mengatakan bahwa petani mitra yang belum memiliki bisnis alternatif dapat tetap mendapat penghasilan selama proses replanting dengan dipekerjakan di lahan yang sedang diremajakan.
“Kami pekerjakan dengan gaji sesuai UMP [Upah Minimum Pekerja],” pungkasnya.
Baca Selengkapnya di: Kumparan