Asian Agri terus berupaya menerapkan pola pendampingan dan kemitraan dengan para petani kelapa sawit. Tujuannya adalah untuk menciptakan sistem pengelolaan sawit nasional yang berkelanjutan.
Hal tersebut disampaikan oleh Fadhil Hasan, selaku Direktur Corporate Affairs Asian Agri, dalam Sarasehan Nasional Kelapa Sawit bertajuk Sustainable Smart Plantation di IPB International Convention Center.
Keseriusan Asian Agri dalam mendampingi para petani ditegaskan melalui program One to One Commitment, yang membina dan para petani swadaya untuk mengelola kebun mereka, yang luas keseluruhannya sama dengan kebun inti yang dimiliki oleh Asian Agri, yakni 100.000 hektar.
Petani sawit memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan minyak sawit dalam negeri maupun permintaan ekspor. Mereka saat ini mengelola kurang lebih 38% dari 12 juta hektar lahan luas total lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia dengan menyumbang sebesar 31% produksi minyak sawit di tahun 2017. Program kemitraan Asian Agri ini berfokus pada intensifikasi dan kesejahteraan petani, guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menjaga kelestarian lingkungan.
“Potensi meningkatnya produksi perkebunan milik petani adalah hal yang sangat memungkinkan apabila dikelola secara tepat,” kata Fadhil.
Keberhasilan seluruh petani plasma Asian Agri memperoleh RSPO di tahun 2017 adalah salah satu bukti kesuksesan program kemitraan ini.
“Melalui Komitmen Kemitraan One to One, Asian Agri berupaya berbagi kesuksesan yang telah diraih melalui kemitraan bersama petani plasma untuk menjangkau lebih banyak petani swadaya demi mencapai pengelolaan perkebunan nasional yang berkelanjutan dan kesejahteraan petani sawit nasional,” ujar Fadhil.