Ketika pertama kali pindah dari Rembang, Jawa Tengah, Anton Suhartono yang berusia 10 tahun pada saat itu tidak pernah berpikir bahwa ia akan menempuh pendidikan tinggi di luar negeri dan menjadi petani sukses seperti sekarang.
Di tahun 1988, ayahnya bergabung menjadi bagian dari program Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (PIR-Trans). Ketika itu, ayahnya mengajak keluarga mereka untuk hijrah ke Riau dengan harapan dapat meningkatkan perekonomian, karena profesi sebelumnya sebagai buruh tani dirasa kurang dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
Sesampainya di Riau, ayahnya kemudian mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Asian Agri dan menjadi bagian dari petani mitra perusahaan. Berkat menjadi petani sawit mitra Asian Agri, ayah Anton telah berhasil menyekolahkan ketiga anaknya hingga pendidikan tinggi.
Mengaplikasikan ilmu yang ia pelajari dari bimbingan Asian Agri, Anton membuka usaha ternak ayam dan bebek sebagai pendapatan tambahan atau ekonomi alternatif untuk menghadapi masa peremajaan sawit.
Menurutnya, ternak ayam dan bebek adalah jenis usaha yang tepat karena cepat menghasilkan, ada target pasar yang luas serta mudah dijangkau.
Ia juga menambahkan bahwa pengelolaan ternak ayam dan bebek sangatlah mudah karena dia menggunakan teknologi ramah lingkungan dalam memproduksi pakan ternaknya.
Baca selengkapnya di Hallo Riau.