Pelalawan – Asian Agri tidak terlalu banyak menggunakan bahan kimia dalam membasmi hama di perkebunan sawit mereka selama empat tahun terakhir. Untuk mengatasi hama, mereka menggunakan “kekayaan alam” sendiri. Langkah ini terasa jauh lebih efektif dan sangat murah.
Demikian ditegaskan Manajer Buatan Asian Agri Marpitua Saragih kepada wartawan di perkebunan sawit milik Asian Agri di Pelalawan, Riau, Selasa (15/11) sore.
Marpitua bercerita, salah satu hama yang menjadi momok untuk semua perkebunan sawit adalah hama tikus. Untuk mengatasi masalah ini, mereka tidak lagi menggunakan bahan kimia. Mereka cukup mengandalkan burung hantu sebagai predator untuk hama tikus. Karena itu mereka memasang sangkar untuk burung hantu ini satu untuk setiap 25 hektar lahan sawit.
“Kenapa hanya satu pada jarak 25 hektar karena daya jelajah burung ini sejauh 25 hektar. Setelah itu mereka akan kembali ke sarangnya. Burung ini bukan diternak. Mereka hidup bebas, tapi bersarang di sangkar yang kita buat,” ceritanya sambil memperlihatkan seekor burung hantu yang diambil dari sangkarnya.