Ternak bebek petelur merupakan salah satu strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat yang cukup menguntungkan. Pasalnya, selain ayam, bebek diketahui sebagai salah satu ternak unggas penghasil telur yang cukup potensial.
Selain harga telur bebek yang lebih mahal dari telur ayam, kandungan nutrisi dalam telur bebek juga lebih tinggi dibandingkan telur ayam. Tak heran jika telur bebek telah memiliki pangsa pasar yang cukup luas, bahkan mampu menembus pasar ekspor. Terlebih lagi, ternak bebek secara mandiri pun terbilang cukup mudah untuk dipelajari.
Berbagai keunggulan dan kemudahan budi daya bebek petelur tersebut menggerakkan Asian Agri untuk memberikan bantuan berupa bibit bebek petelur guna mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat di Jambi dan Sumatra Utara.
Seperti kata pepatah, “Berikanlah nelayan ikan maka Anda akan memberinya makan untuk satu hari, namun ajari ia memancing maka Anda akan menafkahinya seumur hidup.” Hal inilah yang dilakukan Asian Agri terhadap masyarakat di sekitar daerah operasionalnya.
Bebek Petelur sebagai Sumber Pendapatan
Program pemberdayaan ekonomi masyarakat oleh Asian Agri di beberapa desa di Jambi dan Sumatra Utara ini menyasar pada kaum duafa yang sudah tak mampu lagi beraktivitas secara optimal.
Alih-alih memberikan bantuan berupa bahan makanan pokok yang akan habis dalam dua hingga tiga minggu saja, Asian Agri membidik supaya golongan duafa tersebut dapat memiliki sumber pendapatan mandiri yang berkelanjutan.
Sebanyak 225 bibit bebek dibagikan di Desa Tuo Sumay, Desa Teriti dan Dusun Tanjung Dani, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Jambi, dan 225 lainnya dibagikan di Desa Batu Anam, Desa Sidomulyo dan Desa Gonting Malaha, Kabupaten Asahan, Sumatra Utara.
“Pada awalnya sempat terjadi penolakan karena kaum duafa sudah terbiasa menerima bantuan berupa bahan makanan. Namun, setelah kami memberikan pemahaman bahwa memiliki sumber pendapatan jangka panjang itu jauh lebih penting, mereka mulai berani mencoba,” ujar perwakilan perusahaan, Frans Nadeak.
Budi daya bebek petelur merupakan salah satu bisnis yang mudah dipelajari, bahkan oleh pemula sekalipun. Bisnis ini dapat dimulai dengan mempersiapkan hal-hal berikut:
- Lahan dan kandang yang memadai
Ukuran kandang yang ideal dan layak untuk 100 ekor bebek adalah sekitar 4 x 12 m2. Terdapat beberapa jenis kandang yang dapat disesuaikan dari segi tinggi kandang di atas tanah dan struktur dinding utama kandang. - Bibit bebek
Bibit unggul bebek petelur yang diberikan oleh Asian Agri telah berumur sekitar lima bulan, sehingga dapat menghasilkan telur dalam kurun waktu 20 hari. Ketika usia bebek petelur memasuki lebih dari 20 minggu, maka sudah memasuki masa produksi telur. - Pakan bebek
Bagi kaum duafa yang menerima bantuan bibit bebek, Asian Agri juga memberikan subsidi terhadap pakan hingga ternak tersebut dapat menghasilkan telur. Pemberian pakan yang kaya akan zat gizi sangat diperlukan untuk memastikan produksi telur yang optimal. - Perawatan bebek
Asian Agri juga memastikan bahwa masyarakat setempat khususnya Karang Taruna turut membantu proses perawatan bebek petelur. - Panen telur bebek
Selain aspek perawatan, kaum duafa yang menerima bantuan juga diberikan pelatihan terkait pengolahan telur bebek menjadi komoditas yang memiliki nilai jual lebih seperti telur asin.
Sinergi Elemen Masyarakat dalam Budi Daya Bebek Petelur
Tak hanya meningkatkan produktivitas dan pendapatan kaum ekonomi lemah, program ini juga membawa sinergi antara elemen masyarakat di daerah tersebut.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Asian Agri juga memastikan masyarakat setempat turut bekerja sama dalam membantu kaum duafa mengelola peternakan bebek petelur.
Pengelolaan ini termasuk memberi pakan bebek, pembangunan dan pemeliharaan kandang, pemberian suplemen dan vitamin bagi bebek petelur hingga pengelolaan telur bebek ketika panen nanti.
“Kami mengagendakan supaya proses pengelolaan ternak bebek petelur ini bekerja sama dengan Karang Taruna setempat, di bawah pengawasan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) dan Koperasi Unit Desa (KUD) setempat,” salah seorang Manajer Kebun, Qaddafi Panjaitan, menerangkan.
Sinergi ini menganut sistem bagi hasil dengan perbandingan 50:50 antara kaum duafa dengan anggota Karang Taruna dari hasil penjualan telur bebek.
Sinergi masyarakat merupakan salah satu kunci keberhasilan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa yang kental dengan semangat gotong royong agar dapat membantu mereka mengembangkan jaringan kewirausahaan.