Krisis energi menjadi salah satu isu dunia yang mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, saat ini setidaknya 1,1 miliar penduduk di dunia masih hidup tanpa adanya fasilitas listrik. Hal ini menjadi perhatian para pemimpin dari seluruh penjuru dunia.
Bersama para ahli, mereka semua berkumpul dalam acara tahunan yang diselenggarakan World Bank Group-IMF di Lima, Peru. Mereka mencari solusi untuk kemajuan dan pembangunan, demi terlaksananya energi terbarukan di masing-masing negara.
Dari pertemuan tersebut, ditargetkan pada tahun 2030, kebutuhan energi dunia akan terfasilitasi secara menyeluruh. Lalu apakah yang menjadi faktor utama keberhasilan terciptanya energi terbarukan ini? Jawabannya adalah dukungan penuh dari pihak swasta.
Peran perusahaan swasta di masing-masing negara dianggap sangat penting dalam mendukung terciptanya pembangungan energi terbarukan. Asian Agri sebagai salah satu perusahaan swasta sawit terbesar di Indonesia telah mendukung program energi terbarukan yang digalakkan oleh World Bank Group-IMF. Sejak tahun 2015, Asian Agri telah mampu mengubah limbah cair sawit (Oil Mill Effulent) dari industri kelapa sawit menjadi energi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBG).
Tujuan Asian Agri membangun PLTBG ini adalah sebagai solusi untuk menghasilkan energi alternatif yang dapat menyokong kebutuhan listrik disekitaran wilayah operasi perusahaan. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengoperasian pabrik, listrik yang dihasilkan oleh PLTBG Asian Agri juga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat yang ada di sekitar lingkungan perusahaan.
Tak tangggung-tanggung Asian Agri telah menginvestasikan dana sebesar 4.7 juta USD untuk pembangunan PLTBG. Satu buah PLTBG tersebut mampu menghasilkan daya sebesar 2.000.000 watt listrik. Jika rata-rata sebuah rumah menggunakan daya sebesar 900 watt, maka satu pabrik biogas bisa menghidupi sebanyak 2.000 rumah masyarakat. Hingga kini, Asian Agri telah mendirikan 5 buah PLTBG yang tersebar di 3 provinsi wilayah operasi Asian Agri, di antaranya di Jambi, Riau, dan Sumatera Utara. Dengan kata lain Asian Agri mampu mendukung pasokan energi nasional listrik sebesar 10 juta MW.
PLTBG yang didirikan Asian Agri juga merupakan bentuk tanggungjawab Asian Agri terhadap kelestarian lingkungan. Tidak hanya sekadar menjalankan bisnis perusahaan, Asian Agri juga berusaha untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan mengolah limbah menjadi energi istrik yang bisa bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Asian Agri pun menargetkan akan membangun hingga 20 unit PLTBG sampai tahun 2020. Pembangunan PLTBG merupakan bukti komitmen Asian Agri dalam berkontribusi mengatasi krisis energi yang sedang terjadi di dunia.