Upaya cegah api bersama Masyarakat Peduli Api (MPA) melalui program Desa Bebas Api.
Tahun 2015, desa Lubuk Ogong, yang terletak sekitar 34 kilometer dari pusat kota Riau, terkena dampak kebakaran hutan yang cukup hebat.
Banyak masyarakat yang merasakan dampak buruk asap akibat kebakaran yang terjadi. “Banyak warga yang sakit. Pemadaman saat itu melibatkan banyak pihak, termasuk bantuan dari perusahaan hingga pemerintah daerah,” kata H. Dahlan, tokoh masyarakat setempat.
Kejadian tersebut membuat Asian Agri berinisiatif menggandeng masyarakat untuk ikut aktif terlibat dalam program Desa Bebas Api (Fire Free Village Program). Melalui program ini, masyarakat bersama perusahaan membentuk Masyarakat Peduli Api di desa mereka.
Rahman Pasaribu, 34 tahun, Pemimpin Kru Masyarakat Peduli Api di Desa Lubuk Ogong, mengakui sebelum adanya program ini, upaya pencegahan kebakaran hutan tidak terkoordinasi dengan baik. “Kami tidak mengetahui bagaimana cara yang cepat dan aman dalam memadamkan api. Dengan program ini kami sangat terbantu,” ujarnya.
Program Desa Bebas Api yang dimulai sejak tahun 2016 ini, sudah menuai hasil yang positif. Selain memberikan berbagai pelatihan dan perlengkapan, perusahaan juga memberikan penghargaan bagi desa yang berhasil menjaga wilayahnya dari kejadian kebakaran lahan dan hutan. Hasilnya, sepanjang tahun 2016 lalu, desa Lubuk Ogung tidak lagi ada kejadian kebakaran hutan.
“Warga termotivasi dengan program ini. Dulu kami kesulitan untuk melakukan sosialisasi karena sulit mengubah kebiasaan mereka. Sekarang kesadaran warga semakin bertambah,” katanya.
Menurut Rahman, tim relawan yang juga merupakan warga setempat, dengan aktif memantau desa yang luasnya mencapai 16.330 hektare supaya tidak muncul api. Salah satu caranya adalah membuat saluran komunikasi melalui grup WhatsApp untuk bertukar informasi.
Lubuk Ogong hanya salah satu dari sekian banyak desa yang sudah terlibat dalam program Desa Bebas Api. Sejak tahun 2016, 9 desa dari wilayah Riau dan Jambi ikut serta dalam program desa bebas api. Program ini mampu menekan kawasan wilayah api hingga 50% dibandingkan tahun sebelumnya.
Asian Agri percaya bahwa pengelolaan kebakaran yang efektif sangat penting untuk menjaga manajemen perkebunan yang berkelanjutan dan upaya konservasi yang berlangsung. Asian Agri merupakan salah satu pioner yang mengumumkan Kebijakan Tanpa bakar (Zero Burning Policy) pada tahun 1994.