Toni adalah Asisten Manajer pabrik kelapa sawit Asian Agri di Buatan Riau, bertanggung jawab dalam pengawasan, pembinaan, dan penyuluhan terhadap para asisten pabrik yang tergabung dalam timnya.
Toni Siregar menjadi bagian dari Asian Agri semenjak tahun 2011. Keinginan kuatnya untuk bergabung dengan Asian Agri membuatnya rela meninggalkan orang tuanya di Medan, Sumatera Utara, untuk bekerja dan tinggal di perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau.
“Tanpa pembentukan karakter dari AALI, saya tidak akan sanggup bertahan selama delapan tahun di area perkebunan kelapa sawit”
Setelah bergabung, lulusan Jurusan Kimia dari Universitas Negeri Medan angkatan 2003 ini berhasil menyelesaikan program pelatihan selama enam bulan di Asian Agri Learning Institute (AALI) dan langsung ditempatkan di pabrik kelapa sawit Asian Agri yang paling padat kegiatan produksinya.
“Setelah lulus dari AALI, saya langsung ditempatkan sebagai Asisten Operasional di pabrik kelapa sawit milik Asian Agri di Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau,” lanjutnya.
Menurut Toni, sebagai Asisten Operasional di pabrik kelapa sawit ia bertanggung jawab mengetahui jumlah dan sumber Tandan Buah Segar (TBS) yang masuk ke pabrik, bertanggung jawab terhadap kegiatan sortir TBS kelapa sawit, mengawasi pemeriksaan limbah pabrik dari hasil kegiatan produksi pabrik maupun kegiatan-kegiatan lain dan pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar.
“Awal bergabung dengan Asian Agri, saya sudah ditempatkan di pabrik kelapa sawit yang tinggi produktivitasnya dan menjabat sebagai Asisten Operasional yang tugasnya cukup banyak,” ungkap Toni sambil berkata bahwa lima tahun awal pengalamannya di Asian Agri benar-benar memberikan pelajaran yang berharga.
“Setelah itu saya dipindahkan sebagai Asisten Maintenance di tahun 2016, lebih banyak berurusan dengan bengkel dan mesin-mesin,” tambahnya.
Di tahun 2018, Toni Siregar dipercayakan untuk menjabat sebagai Asisten Manajer pabrik kelapa sawit Buatan I.
“Menjadi Asisten Manajer berarti saya mengawasi keseluruhan proses pengolahan kelapa sawit dari masih berbentuk TBS hingga menjadi minyak sawit mentah (CPO),” Toni menerangkan.
Toni Siregar juga bertanggung jawab dalam memberi petunjuk dalam pelaksanaan pengolahan, bertanggung jawab atas keamanan pabrik dan seluruh asset di lingkungan sekitar pabrik, hingga membuat laporan kerja harian.
Toni pun harus memastikan agar para asisten di pabrik kelapa sawit yang dibawahinya dapat bekerja dengan optimal.
“Tantangan terbesar dari peran saya di sini adalah menjadi sumber motivasi bagi para anggota tim saya,” kata Toni, tersenyum. “Tidak mungkin tim saya dapat terpacu untuk bekerja lebih baik lagi jika saya tidak menjadi pemimpin yang baik,” lanjutnya.
Bagi Toni, seorang pemimpin harus bekerja lebih keras dari orang-orang yang dipimpinnya, bukannya sebaliknya.
“Di sini kami bekerja dari Senin sampai Sabtu. Setiap harinya, rapat koordinasi dimulai pada pukul 6:30 pagi. Penting bagi saya untuk memberikan contoh dari awal aktivitas di pagi hari hingga berakhirnya hari,” Toni menjelaskan.
“Tidak boleh sekali pun saya datang terlambat ke pabrik, harus selalu tampak prima secara fisik dan performa, dan yang tidak kalah penting adalah mampu menjaga kestabilan emosional dan etos kerja yang tinggi. Tidak boleh saya tunjukkan kepada anggota tim saya bahwa saya lelah dan jenuh, padahal rasa itu pasti datang menghampiri siapa pun yang bekerja di bidang apa pun,” terangnya lagi.
Toni selalu menanamkan pada dirinya bahwa seluruh anggota timnya melihat dan menilai apa pun yang ia lakukan.
“Begitu pun perihal kehidupan di luar lingkup pekerjaan. Di perkebunan kelapa sawit, kami rata-rata merantau dan tinggal di perumahan yang disediakan oleh Asian Agri. Di situlah kami berbaur sebagai masyarakat dengan interaksi yang lebih horizontal, tidak ada istilah atasan atau bawahan di luar pabrik,” Toni menambahkan.
“Salah satu hal yang terpenting dalam memimpin tim adalah memahami posisi dan kesulitan mereka. Berangkat dari kebiasaan untuk mendengarkan berbagai opini mereka. Jika kita sudah memahami mereka, anggota tim pun akan mau memahami bahwa sebagai tim ada visi misi kolektif yang harus kita capai bersama, dalam hal ini adalah target kerja dan produksi,” Toni menerangkan.
Seringkali Toni memanfaatkan fasilitas arena olah raga yang disediakan perusahaan di daerah tempat tinggal mereka, untuk mengadakan aktivitas kolektif bagi anggota timnya.
“Kegiatan favorit kami adalah bermain bulu tangkis bersama. Saya masih paling jago sih diantara yang lain!” ungkap Toni sambil tertawa.
Kemampuan berkomunikasi dengan baik serta penerapan nilai disiplin dan komitmen yang tinggi pun merupakan modal besar untuk dapat menjadi pemimpin tangguh di pabrik kelapa sawit.
“Seluruh kemampuan yang saya miliki sekarang, sebagian besar saya dapatkan ketika pelatihan dasar di AALI. Hanya dalam kurun waktu enam bulan, Asian Agri mampu membentuk karakter saya menjadi lebih tangguh dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi,” ungkapnya sambil tersenyum.
Meski begitu, Ayah dari tiga anak ini mengakui bahwa kehidupan di perkebunan kelapa sawit tidaklah mudah.
“Tanpa pembentukan karakter dari AALI, saya tidak akan sanggup bertahan selama delapan tahun di area perkebunan kelapa sawit. Apalagi, saya memboyong serta istri dan ketiga anak saya untuk tinggal di perkebunan kelapa sawit,” kata Toni, lantas menambahkan “Mereka adalah motivasi terbesar dalam hidup saya.”
“Di Asian Agri pun saya belajar bahwa masalah adalah guru terbaik. Semakin banyak kita menghadapi permasalahan dan mampu menyelesaikan masalah tersebut, semakin matang pula ilmu yang kita hadapi dan semakin kita berani menghadapi tantangan selanjutnya,” pungkas Toni Siregar.
Ikuti jejak Toni! Bersama Asian Agri, ciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi masyarakat dan negara. Kami menyentuh kehidupan dimana saja, kapan saja. Bergabung bersama kami!