Asian Agri selalu berusaha untuk mengurangi penggunaan bahan kimia. Dalam upaya kami untuk meminimalkan penggunaan pestisida, Asian Agri melaksanakan Pengendalian Hama Terpadu (IPM) seperti memanfaatkan predator alami, tanaman inang bagi predator dan perangkap untuk mengurangi hama kelapa sawit.
Asian Agri memiliki tata cara pengendalian hama terpadu yang didokumentasikan dengan baik dan terkini sesuai dengan Pedoman Kebijakan Agronomi. Prinsip dan panduan IPM adalah penggunaan perspektif biologi dan ekologi sebagai dasar untuk mengintegrasikan penggunaan fisik, biologi, metode pengendalian kimia tanah yang tepat untuk mengendalikan hama. Kunci utama dari program kontrol hama adalah pengawasan hama. Asian Agri memiliki peralatan komprehensif dalam melaksanakan dan memantau IPM di perkebunannya. Di sini, pemantauan berkala populasi hama dan konsep ambang batas populasi maksimum digunakan sebagai alat manajemen untuk memutuskan kapan perlu mengambil langkah-langkah untuk mencegah kerugian ekonomi.
Spesies khusus hama utama yang terdapat di perkebunan kami meliputi kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros), ulat pemakan daun, ulat berbulu dan ulat kantung, ngengat, rayap (pada tanah gambut) dan hama tikus.
Kumbang tanduk dewasa menyerang tunas kelapa sawit dan kelapa sawit dewasa yang menyebabkan kerusakan serius dan kematian pada tanaman sawit. Langkah pengendalian hama yang menyerang pembibitan menggunakan perangkap feromon untuk menangkap kumbang tanduk dewasa, sedangkan untuk tanaman sawit dewasa menggunakan penyeprotan hama setiap dua minggu sekali.
Di bawah Standar Operasi Prosedur, kami berupaya untuk melindungi dan menjaga populasi serangga yang menguntungkan yaitu predator alami hama. Ketika ada wabah, kami menggunakan tanaman-tanaman bermanfaat di sekitar kebun (misalnya Turnera sp. dan Cassia cobanensis) untuk menangkap serangga.
Asian Agri Group berusaha untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia agar menjadi lebih ramah lingkungan. Kini, kita lebih banyak menggunakan perangkap menggunakan cahaya dan umpan makanan untuk menarik ngengat dewasa.
Kami juga menggunakan burung hantu untuk mengontrol hama tikus di perkebunan kelapa sawit kami. Penggunaan pestisida kimia hanya diperbolehkan jika darurat, seperti wabah hama.
Implementasi yang konsisten dari IPM diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida dalam operasional.