Pria kelahiran tahun 1993 yang kerap disapa Naim ini sudah mengenal tanaman kelapa sawit sedari kecil karena tempat tinggalnya merupakan daerah perkebunan kelapa sawit. Selain kondisi lingkungan yang mendukung, ayah Naim juga bekerja di perkebunan kelapa sawit dan sering berbagi cerita mengenai rutinitas hariannya kepada Naim, yang akhirnya menimbulkan ketertarikan Naim untuk berkecimpung di dunia sawit.
Mimpi Naim tidak berhenti sampai disitu. Ia mewujudkannya dengan mengambil satu keputusan besar ketika menginjakkan kaki di bangku perkuliahan pada tahun 2012.
“Saya masuk kuliah pada tahun 2012 melalui program SNMPTN (jalur tes tertulis) jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara (USU). Selama kuliah, saya pernah menjadi seorang Asisten Laboratorium diantaranya, Biologi, Pangan dan Agronomi,” ucap Naim.
Selama mengenyam bangku perkuliahan, Naim menunjukkan keseriusannya. Tidak hanya aktif menjadi asisten berbagai kegiatan laboratorium, Naim juga memperoleh beasiswa yang diperolehnya dari sebuah lembaga kebeasiswaan dan juga dari perusahaan di tempat orang tuanya bekerja. Naim juga mengikuti beberapa pelatihan kepemimpinan hingga pada akhirnya ia menyelesaikan studi jenjang Sarjana atau S1 pada tahun 2016.
Meski baru saja menyelesaikan studinya, Naim sudah sangat yakin akan langkah yang akan diambil berikutnya. Pada waktu itu ia memiliki cita – cita untuk berkarir di Asian Agri.
“Saya mengetahui Asian Agri dari daerah tempat tinggal saya, kampung halaman yang lokasinya dekat dengan perkebunan Asian Agri Gunung Melayu, yang pada waktu itu masih bernama RGM. Kemudian di bulan Mei 2017 ada job fair dimana Asian Agri sedang membuka lowongan untuk Graduate Trainee (GT) program, jadi saya langsung mendaftarkan nama saya tanpa ragu,” ungkap Naim.
Awalnya Naim mulai mencari tahu soal Asian Agri. Mengetahui bahwa Asian Agri merupakan salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar yang ada di Indonesia, semakin meyakinkan Naim bahwa pilihannya untuk meniti karir di Asian Agri sudahlah tepat.
Setelah mengikuti serangkaian proses rekrutmen di Asian Agri, akhirnya Naim berhasil lulus menjadi Estate Assistant Trainee dan memulai perjalanan pertamanya bersama Asian Agri di AALI (Asian Agri Learning Institute) yang merupakan pusat pelatihan sumber daya manusia (SDM) industri kelapa sawit milik Asian Agri di Pangkalan Kerinci, Riau.
Menjadi seorang planter yang handal harus dibekali dengan berbagai soft dan technical skill, serta kepribadian yang tangguh. Asian Agri dalam hal ini berkomitmen untuk menciptakan SDM yang berkualitas, sehingga program pelatihan yang disusun juga selalu mengutamakan segi kualitas dan kebutuhan industri. Selama menjalani masa pelatihan di AALI, Naim mengakui bahwa banyak sekali ilmu yang didapatkannya.
“Saya beserta teman – teman diajarkan banyak hal. Dimulai dari basic disiplin bela negara, materi terkait core values perusahaan, ketenagakerjaan, sustainability dan lainnya. Kami juga diberikan materi dan praktek langsung untuk proses pembibitan, panen, penyemprotan, pemupukan, replanting, serta materi dan praktik langsung terkait skill seperti basic fire dan karate,” ujar Naim secara antusias.
Setelah melewati serangkaian proses in class training dan on the job training selama enam bulan, Naim dinyatakan lulus dan langsung ditempatkan di Kebun Segati untuk mengurus Afdeling IV. Disini, Naim mengimplementasikan semua hal yang sudah dipelajarinya ketika berada di AALI. Karena memiliki prestasi yang baik, pada Mei 2018 Naim diberikan kesempatan untuk mengembangkan karirnya dengan penempatan kerja di Head Office Medan sebagai Officer Learning.
“Saat ini saya berada di kantor pusat dimana pengembangan diri dan karir saya lebih luas lagi. Di departemen learning saya bertanggung jawab untuk menerapkan materi – materi yang sudah saya pelajari selama berada di AALI dengan skala yang lebih besar. Mulai dari penilaian kinerja mandor, melakukan coaching dan mentoring serta membawakan technical skill training, dan beberapa tanggung jawab lainnya,” Naim menerangkan.
Mulai dari 2017 hingga sekarang, Naim mengamati banyak perkembangan yang dialaminya. Jiwa kepemimpinan Naim semakin terlatih, kemampuan public speaking juga meningkat seiring menguatnya rasa percaya diri Naim, juga peningkatan di beberapa kemampuan teknis seperti mengoperasikan komputer dan excel.
“Yang paling penting, seorang GT itu harus memiliki rasa ingin tahu yang besar, harus memiliki rasa mau untuk melakukan sesuatu, inisiatif, serta perbaikan terus – menerus. Asian Agri berperan besar dalam membina seluruh GT-nya termasuk saya. Saya juga harus selalu mengimbangi dengan karakter saya yang mau belajar terus, agar apa yang diberikan Asian Agri juga sebanding dengan apa yang dapat saya implementasikan,” tambah Naim.
Anak kedua dari tiga bersaudara ini melihat bahwa dengan bergabungnya ia bersama Asian Agri membuat gambaran karirnya semakin terbuka dengan perkembangan perusahaan yang semakin luas, diimbangi juga adanya program pelatihan di AALI yang sangat baik untuk menggali potensi setiap SDM yang ada.
“Perkembangan karir di Asian Agri tidak monoton dalam melihat potensi setiap karyawannya. Seperti saya – yang latar belakangnya adalah pertanian seharusnya berhubungan dengan tanaman, namun posisi saya saat ini juga bisa bergerak di bidang SDM. Mungkin kedepan banyak lagi potensi yang bisa saya pelajari dan saya kembangkan. Untuk Sahabat Asian Agri semua, ayo bergabung dengan Asian Agri dan mari berkembang bersama,” Naim menyimpulkan dengan senyum bangga.
{loadposition click_here_join}
{loadposition career_related}