Skip to main content

Jakarta, 04 Juni 2018 – Dalam rangka mendukung program pemerintah untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok menjelang hari raya, Asian Agri berpartisipasi dalam Bazaar Ramadan yang digagas oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.


Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Enggartiasto Lukita membuka rangkaian acara Bazaar Ramadan di Halaman Kantor Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (4/6).

Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok yang diperlukan oleh masyarakat. Asian Agri menyalurkan 4.000 liter minyak kelapa sawit kemasan berlabel Camar dan Harumas untuk disalurkan kepada masyarakat dengan harga di bawah pasaran, yakni Rp 10,000 per liter selama Bazaar Ramadan yang berlangsung pada tanggal 4-7 Juni 2018.

Direktur Sustainability and Stakeholder Relations Asian Agri, Bernard A Riedo mengatakan, “Setiap tahun kami berpartisipasi dalam Bazaar Ramadan Kementerian Perdagangan RI. Ini merupakan realisasi dari kepedulian perusahaan untuk mendukung program pemerintah mengantisipasi peningkatan harga kebutuhan pokok menjelang hari raya dan membantu masyarakat yang membutuhkan minyak goreng dengan harga terjangkau.”

“Kami sangat senang dengan diadakannya Bazaar Ramadan Kementerian Perdagangan RI ini, karena di bazaar ini kami dapat membeli sembako dengan harga murah, terlebih di bulan Ramadan dimana biasanya harga-harga sembako meningkat. Minyak goreng misalnya dibazaar ini dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau, hanya Rp 10.000 per liter dengan kualitas yang bagus”, ungkap Heri, salah seorang peserta dalam Bazaar Ramadan.


Antusias para pengunjung di stan Asian Agri pada acara Bazaar Ramadan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 4-7 Juni 2018 bertempat di Halaman Kantor Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Jakarta.

***

Sekilas Mengenai Asian Agri:

Asian Agri merupakan salah satu perusahaan swasta nasional terkemuka di Indonesia yang memproduksi minyak sawit mentah (CPO) sejak tahun 1979. Hingga kini Asian Agri mengelola 100.000 hektar kebun kelapa sawit dan mempekerjakan 25.000 orang.

Sebagai perintis program Pemerintah Indonesia Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (PIR-Trans), Asian Agri telah bermitra dengan 30.000 petani plasma di Riau dan Jambi yang mengelola 60.000 hektar kebun kelapa sawit, serta membina kemitraan dengan petani swadaya untuk membawa dampak positif terhadap kesejahteraan dan peningkatan ekonomi petani.

Dengan menerapkan kebijakan tanpa bakar dan praktik pengelolaan kebun secara berkelanjutan, Asian Agri membantu petani mitra untuk meningkatkan produktifitas, hasil panen, kemamputelusuran rantai pasok, sekaligus mendukung mereka memperoleh sertifikasi. Pabrik Asian Agri menerapkan teknologi terbaik memanfaatkan energi hijau yang dihasilkan secara mandiri, dalam rangka meminimalisasi emisi gas rumah kaca.

Lebih dari 86% dari perkebunan inti Asian Agri di Provinsi Sumatra Utara, Riau & Jambi serta 100% perkebunan petani plasma di Provinsi Riau & Jambi telah bersertifikat RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil).

Pada saat yang sama, ISCC (International Sustainability & Carbon Certification) telah dicapai oleh seluruh kebun baik yang dimiliki oleh Asian Agri maupun petani binaannya.

Lebih dari 91% perkebunan dan pabrik kelapa sawit Asian Agri telah mendapatkan sertifikat ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil).

Keberhasilan Asian Agri menjadi salah satu perusahaan terkemuka CPO telah diakui secara internasional dengan sertifikasi ISO 14001 untuk semua operasinya. Learning Institute di Pelalawan, Riau, serta pusat pembibitan di Kampar, Riau, juga telah bersertifikat ISO 9001. Selain itu, pusat penelitian dan pengembangan Asian Agri di Tebing

Tinggi juga telah memperoleh sertifikasi oleh International Plant – Analytical Exchange di lab WEPAL di Wageningen University di Belanda, untuk standar yang tinggi.


Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:

Dinna Permana Setyani
Manajer Komunikasi Perusahaan
E-mail: DinnaPermana@www.asianagri.com 
DID: (021) 230 1119

Klik disini untuk versi PDF

Leave a Reply

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.