Petani plasma adalah para petani yang ikut ambil bagian dalam program transmigrasi pemerintah yang dijalankan pada tahun 1987 atau Perkebunan Inti Rakyat yang dikenal sebagai PIR-trans.
Dalam program tersebut, para petani yang mayoritas datang dari pulau Jawa direlokasi ke daerah pedesaan dan mendapatkan lahan pertanian seluas 2 hektar untuk masing-masing kepala keluarga. Ditambah lahan seluas setengah hektar untuk rumah tinggal dan tanaman lainnya.
Petani plasma ini kemudian bermitra dengan perusahaan setempat yang menyediakan bantuan berupa pekerja untuk menyiapkan lahan. Setelah empat tahun perkebunan sawit mereka siap dipanen. Perusahaan juga menyediakan bantuan teknis. Dalam skema kerja sama ini, petani plasma setuju untuk menjual hasil produksi mereka kepada perusahaan dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Asian Agri merupakan salah satu perusahaan pertama yang ikut berpartisipasi dalam program pemerintah ini. Saat ini, perusahaan telah bermitra dengan 30.000 petani plasma dengan total lahan seluas 60.000 hektar perkebunan kelapa sawit.
Selain memastikan keberlanjutan suplai produksi kelapa sawit, dalam kemitraan ini Asian Agri juga turut berkontribusi untuk meningkatkan standar hidup petani dengan meningkatkan hasil produksi perkebunan mereka yang dapat berdampak pada pendapatan para petani.
Dalam kemitraan ini, Asian Agri melatih para petani plasma mengelola perkebunan kelapa sawit mereka dengan cara yang berkelanjutan dan produktif. Selain itu perusahaan juga membantu petani untuk mendapatkan pinjaman dari bank untuk memulai perkebunan baru dan membantu mereka untuk dapat membayar pinjamannya.
Asian Agri menyediakan bibit Topaz milik perusahaan bagi para petani mitranya. Bibit ini dikenal sebagai bibit yang memiliki produktivitas yang lebih tinggi dan kelebihan lainnya. Selain itu perusahaan juga membantu petani untuk mendapatkan penghasilan alternatif saat menghadapi masa replanting.
Masa replanting memang sangat penting karena tanaman kelapa sawit harus diremajakan setelah 25 tahun. Tanpa bantuan dan pelatihan dari Asian Agri, para petani mungkin akan menunda untuk meremajakan perkebunan kelapa sawitnya yang akan berdampak pada turunnya hasil dan semakin rendahnya pendapatan para petani karena usia tanaman yang tua.
Tidak hanya itu, Asian Agri juga membantu para petani mitranya untuk mendapatkan sertifikasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil). Sertifikasi RSPO ini memungkinan para petani mitra Asian Agri mendapatkan premi dari penjualan produk yang mereka hasilkan yang kemudian dibagikan oleh perusahaan kepada petani plasma setiap tahunnya.
Keberlanjutan Asian Agri untuk bermitra dengan petani di Indonesia semakin dikuatkan dengan merintis program Komitmen Satu Banding Satu. Dalam komitmen ini, perusahaan bertujuan untuk menyamakan total lahan perusahaan dengan total lahan yang dimiliki oleh mitra petani dan ditargetkan bisa tercapai pada tahun 2018.