Riau, 28 November 2016 – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selalu menjadi masalah nasional yang membawa dampak buruk bagi lingkungan dan juga warga sekitar. Dampak destruktif yang ditimbulkan tidak hanya terhadap pencemaran udara, namun juga rusaknya ekosistem sekitar lahan yang terbakar.
Sinergi dari pemerintah, perusahaan, dan juga warga sekitar sangat dibutuhkan untuk bersama-sama menjaga lahan agar terbebas dari api. Karyawan sebagai aset terpenting perusahaan menjadi sosok yang memiliki andil besar untuk mengantisipasi terjadinya karhutla. Asian Agri tak henti-hentinya melakukan berbagai sosialisasi dan pelatihan bagi para karyawan untuk selalu siap ketika bencana karhutla melanda.
Pelatihan kali ini diselenggarakan oleh Asian Agri berkolaborasi dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) cabang Riau sebagai fasilitator, dan Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BDLHK) sebagai pelaksana diklat.
Hadir dalam acara ini Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera (P3ES), Amral, perwakilan BDLHK, Puji Iswari, Ketua GAPKI Cabang Riau, Saut Sihombing, Manajer Sustainability Asian Agri, Zulbahri, serta puluhan peserta yang merupakan karyawan Asian Agri dari Riau dan Jambi.
Menurut Zulbahri, kegiatan ini merupakan upaya mempersiapkan seluruh karyawan dan pihak-pihak terkait untuk menghadapi musim kemarau tahun 2017 semester I (Februari-Maret).
“Kebakaran hutan dan lahan telah menjadi tanggung jawab kita semua. Tidak hanya perusahaan, kami sebagai karyawan juga merasa bertanggung jawab untuk memastikan desa-desa yang ada di sekitar kami terbebas dari api. Asian Agri telah melakukan langkah yang masif dalam melakukan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Ketika memasuki musim hujan, tim melakukan pelatihan dan sosialisasi agar ketika kemarau tiba, tim sudah terampil dan siap melakukan tugas dan tanggung jawabnya, baik dalam hal teknis pencegahan, penanggulangan kebakaran, patroli rutin dan lain sebagainya,” ujarnya.
Pelatihan dibagi menjadi dua, meliputi kegiatan di dalam dan juga luar kelas. Pelatihan di dalam kelas dilakukan selama 52 jam (dibagi ke dalam 3 hari) berlokasi di Kantor BDLHK. Sedangkan pelatihan di luar kelas dilakukan selama 3 hari, dilaksanakan di lapangan praktik yang terletak di Desa Lubuk Ogong, Tambak.
Dalam pelatihan kali ini, peserta diberikan pemahaman mengenai praktik penggunaan GPS berbasis android, patroli kebakaran, serta simulasi saat terjadinya kebakaran. Penggunaan teknologi berbasis GPS merupakan hal yang baru dalam penanggulangan karhutla, sehingga harus terus disosialisasikan agar pemanfaatannya dapat digunakan secara maksimal.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Dr. Mahfud memberikan apresiasi kepada Asian Agri atas komitmen dan kepeduliannya dalam rangka mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
“Kepedulian Asian Agri dalam upaya mencegah terjadinya karhutla dengan menularkan nilai-nilai semangat bisnis berkelanjutan patut kita apresiasi. Apabila semakin banyak perusahaan yang peduli seperti ini, niscaya kebakaran lahan akan dapat semakin ditekan,” ungkap Mahfud pada acara Diklat Penanggulangan Karhutla yang berlangsung di Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pekanbaru pada 28 November – 3 Desember 2016.
Tohap Sianipar, salah seorang peserta pelatihan menyambut baik kegiatan yang diadakan oleh Asian Agri sebagai persiapan mencegah dan menangani kebakaran lahan.
“Dalam pelatihan ini, saya dan para peserta lainnya memperoleh pengetahuan yang lebih banyak tentang karhutla, mulai dari sejarah, tata cara pencegahan, sampai kepada teknis pelaksanaan penanggulangan kebakaran. Kami sangat antusias dan bersemangat untuk turut bertanggung jawab mencegah terjadinya kebakaran,” katanya.
***
Sekilas mengenai Asian Agri:
Asian Agri merupakan salah satu perusahaan swasta terkemuka di Indonesia yang memproduksi minyak sawit mentah (CPO) sejak tahun 1979 dan mempekerjakan sekitar 25,000 orang saat ini. Sejak tahun 1987, Asian Agri telah menjadi perintis program pemerintah Indonesia Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (PIR – Trans). Saat ini, perusahaan mengelola 100,000 Ha lahan dan bermitra dengan 30,000 keluarga petani di Riau dan Jambi yang mengoperasikan 60,000 Ha perkebunan kelapa sawit.
Keberhasilan Asian Agri dalam menjadi salah satu perusahaan terkemuka CPO telah diakui secara internasional dengan sertifikasi ISO 14001 untuk semua operasinya. Learning Institute di Pelalawan, Riau, serta pusat pembibitan di Kampar, Riau, juga telah bersertifikat ISO 9001. Selain itu, pusat penelitian dan pengembangan Asian Agri di Tebing Tinggi juga telah memperoleh sertifikasi oleh International Plant – Analytical Exchange di lab WEPAL di Wageningen University di Belanda, untuk standar yang tinggi.
Selain keberhasilannya dalam menjadi produsen CPO terkemuka dengan teknologi paling canggih, Asian Agri juga berkomitmen untuk melestarikan lingkungan.
Perkebunan Asian Agri di Riau (kebun Buatan, Soga, dan Ukui) dan di Jambi (kebun Tungkal Ulu dan Muara Bulian), dan juga Kebun Plasma binaan (Kebun Plasma Buatan & Ukui di Riau serta Kebun Plasma Tungkal Ulu & Muara Bulian di Jambi) telah menerima sertifikat RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil).
Pada saat yang sama, ISCC (International Sustainability & Carbon Certification) telah dicapai oleh seluruh kebun baik yang dimiliki oleh Asian Agri maupun petani binaan baik yang di bawah skema petani plasma maupun skema KKPA.
Pabrik minyak kelapa sawit dan perkebunan di Buatan, Ukui, Soga, Tungkal Ulu & Muara Bulian juga telah mendapatkan sertifikat ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil).
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Elly Mahesa Jenar |
Manajer Komunikasi Perusahaan |
E-mail: Elly_Mahesa@www.asianagri.com |
DID: +68 230 1119 |
Tel: +62 811 8776 729 |